A.
PERTUKARAN
SOSIAL
Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu
sosial yang menyatakan
bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan
keuntungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia
memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri
manusia tersebut terhadap:
·
Keseimbangan antara
apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan
itu.
·
Jenis hubungan yang
dilakukan.
·
Kesempatan memiliki
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
Pertukaran
Sosial secara umum menganggap bahawa dasar pembentukkan sesuatu hubungan sosial
adalah melalui transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain
dengan mengharapkan sesuatu untuk memenuhi keperluannya.
Teori
pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian
mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi. pertukaran sosial berasumsi bahwa
kita dapat dengan teliti mengantisipasi pemberian imbalan berbagai interaksi.
Teori ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang.
Orang berhubungan dengan orang lain dengan mengharapkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhannya.
manusia terlibat dalam aktiviti sosial bagi
mendapatkan ganjaran, keuntungan dan meminimumkan kos. Aktiviti-aktiviti
seperti pekerjaan, percintaan, perkahwinan, persahabatan akan hanya berterusan
jika ia menguntungkan kedua-dua belah pihak. Teori ini melihat manusia sebagai
makhluk yang rasioanal. Teori ini menunjukkan kehidupan manusia sebagai ikhtar
sosial kerana dalam kebanyakan kes manusia cuba memenuhi keperluan diri hanya
dengan atau melalui kerjasama dengan individu lain. Atas dasar inilah, proses
pertukaran sosial manusia memerlukan tolak ansur yang menghasilkan pergantungan
sosial. Di sini manusia dapat mengatur tindakan-tindakan mereka dan
menghasilkan ganjaran dengan mengurangkan kos. Lantaran, manusia akan terus
melibatkan diri dalam pertukaran sosial bagi mencapai hasil yang memuaskan.
Analisis Transaksional
Analisis Transaksional berakar pada
filosofi antideterministik. Analisis ini juga mengakui bahwa mereka dipengaruhi
oleh harapan serta tuntutan oleh orang lain yang signifikan baginya, terutama
oleh karena keputusan yang terlebih dulu telah dibuat pada masa hidupnya mereka
pada saat mereka sangat tergantung pada orang lain. Tetapi keputusan dapat
ditinjau kembali dan ditantang, dan apabila keputusan yang telah diambil
terdahulu tidak lagi cocok, bisa dibuat keputusan baru.
Transaksional antara lain: status ego, belaian, atau perintah, pembentukan naskah, permainan, dan posisi hidup. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi yang di pertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal maupun non verbal. Analisis transaksional juga suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi psikologi yg berbeda.
Transaksional antara lain: status ego, belaian, atau perintah, pembentukan naskah, permainan, dan posisi hidup. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi yang di pertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal maupun non verbal. Analisis transaksional juga suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi psikologi yg berbeda.
ada
tiga bentuk transaksi yang terjadi antara dua individu, yaitu:
1)transaksi komplementer, transaksi ini
terjadi jika antara stimulus dan respon cocok, tepat dan memang yang
diharapkan, sehingga berjalan lancar;
2) transaksi silang, transaksi ini terjadi jika
stimulus dan respon tidak cocok dan biasanya komunikasi ini akan terganggu;
3) transaksi terselubung. Transaksi ini
terjadi jika antara status ego beroperasi bersama-sama.
tujuan dasar dari analisis transaksional adalah
membantu klien dalam membuat putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah
lakunya sekrang dan arah hidupnya. Sasaranya adalah mendorong klien agar
menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatsai oleh putusan
dini mengenai posisi hidupnya.
Menjelaskan
pembentukan kesan dan ketertarikan interpersonal dalam memulai hubungan
Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni
meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap
ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan
dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) Informasi demografis.
b) Sikap dan pendapat
(tentang orang atau objek).
c) Rencana yang akan datang.
d) Kepribadian.
e) Perilaku pada masa lalu.
f) Orang lain serta,
g) Hobi dan minat.
Pembentukan
kesan
Pembentukan
pesan adalah proses di mana kita membentuk kesan tentang orang lain. Bagaimana
kesan pertama yang dibentuk dapat mempengaruhi penilaian atau keputusan kita
tentang orang lain. Pembentukan kesan pertama terhadap seseoerang yang baru
bertemu terjadi dalam waktu sangat pendek, relative singkat. Penyebabnya adalah
implicit personality theory, yairu kecenderungan menggabungkan beberapa sifat
sentral dan peripheral (contoh: orang cantik pasti baik). Kesan pertama
seringkali salah karena lebih percaya teori sendiri daripada kenyataan.
Perspektif kognitif dalam pembentukan pesan telah memberikan peran openting
dalam usaha memahami karakteristik dan proses pembentukan kesan.
Terdapat beberapa efek khusus yang mempengaruhi pembentukan kesan
tentang orang lain. Akibatnya bisa timbul ketidak-akuratan kesan. Efek-efek itu
adalah efek konsistensi, efek halo, efek kepribadian implisit, efek informasi
awal dan akhir, serta efek positivitas dan negativitas.
Efek konsistensi.
Ini adalah kecenderungan Anda untuk mengevaluasi atau menganggap orang lain
selalu konsisten dengan karakteristik tertentu. Misalnya seseorang yang sudah
dianggap baik, tidak akan dianggap jahat meskipun pernah juga menunjukkan
kejahatan. Tidak akan ada pemberian kesan yang dikotomis. Tidak mungkin
dianggap baik hati sekaligus busuk hati, sabar sekaligus pemarah, atau kejam
sekaligus penuh kasih.
Efek halo.
Efek halo adalah kecenderungan seseorang untuk berpikir dan menilai bahwa orang
yang kualitasnya baik dalam satu hal juga baik dalam hal lainnya. Sekali
berkesan memiliki hal positif, maka ia dikelilingi hal positif lainnya.
Misalnya Anda memiliki kesan bahwa seseorang jujur. Nah Anda lantas menganggap
orang itu juga baik hati, sederhana, pandai, ramah, dan lainnya. Padahal boleh
jadi orang itu tidak memiliki kualitas positif lainnya.
Efek kepribadian implisit. Terkait
dengan efek halo adalah konsep kepribadian implisit, yaitu asumsi adanya
sifat-sifat tertentu yang berhubungan dengan sifat lain. Satu sifat positif
akan dihubung-hubungkan dengan sifat positif lainnya, sebaliknya satu sifat
negatif akan dihubung-hubungkan dengan sifat negatif lainnya. Misalnya Anda
menilai seseorang ramah pada Anda, maka Anda juga menilai bahwa orang itu
pastilah juga baik hati, cerdas, bersahabat, suka menolong, atau sifat-sifat
positif lainnya. Demikian juga jika Anda menilai seseorang itu pemarah, maka
Anda juga menilainya tidak jujur, sombong, tidak ramah, atau sifat-sifat
negatif lainnya.
Efek informasi awal dan akhir. Anda melihat seseorang sedang menolak memberi sedekah pada
pengemis. Lantas Anda memiliki kesan bahwa orang itu tidak baik. Nah, meskipun
kemudian beberapa kali Anda melihatnya memberikan sedekah, tetap saja Anda
menilainya tidak baik. Fenomena tersebut adalah hal biasa, dan dikenal dengan
istilah primacy effect. Dalam primacy effect, informasi
awal tentang seseorang lebih berpengaruh dalam membentuk kesan daripada
informasi selanjutnya.
Seseorang
yang pada saat awal ketemu sangat romantis, misalnya membawakan bunga, akan terus
memperoleh kesan sangat romantis, meskipun pada pertemuan selanjutnya sudah
tidak pernah membawakan bunga lagi. Inilah mengapa membuat kesan baik pada awal
pertemuan sangat penting. Banyak keputusan penerimaan calon karyawan pada saat
wawancara kerja, sebenarnya sudah dibuat saat pewawancara melihat yang
diwawancarai pertama kali. Jika pewawancara melihat Anda gugup, gemetar, dan
salah tingkah, maka saat itu Anda sudah ditolak. Meskipun kemudian Anda
menunjukkan diri cukup cerdas dan memiliki kemampuan lebih diatas pelamar yang
lain, tetap saja kurang berguna karena kesan pewawancara terhadap Anda sudah
jelek.
Kadangkala
informasi yang terakhir lebih berpengaruh dalam membentuk kesan daripada
informasi sebelumnya. Keadaan tersebut dikenal dengan istilah recency
effect. Misalnya Anda selama ini mengira teman Anda sangat pelit karena
tidak pernah mau memberikan sedekah pada pengemis, pengamen atau yang lainnya.
Tiba-tiba suatu hari, saat ada gempa di Jogja, teman Anda itu menyumbang uang
sangat besar untuk korban gempa. Lantas Anda menyimpulkan bahwa si dia sangat
baik hati dan pemurah.
Efek positivitas dan efek negativitas. Merupakan kecenderungan manusia untuk menekankan
pentingnya hal-hal positif. Orang cenderung lebih suka berdekatan dengan
hal-hal yang menyenangkan dan positif, begitu juga dalam menilai orang lain.
Misalnya saja dimintai pendapat tentang teman Anda, maka Anda akan cenderung
untuk mengungkap hal-hal positif daripada hal-hal negatif tentang teman Anda.
Biasanya, seseorang juga akan cenderung menilai positif orang-orang yang
terkenal dan melegenda. Misalnya Anda akan cenderung menilai positif dalam hal
apapun pada Iwan Fals, meskipun mungkin ia memiliki juga banyak hal negatif.
Hal-hal
negatif lebih berpengaruh dalam menilai orang. Kesan negatif lebih sulit
berubah daripada kesan positif. Jika pada awal mula Anda sudah mendapatkan
gambaran bahwa teman Anda tidak setia, maka akan sulit merubah gambaran itu.
Meskipun teman Anda telah menunjukkan perilaku setia, tetap saja penilaian
negatif Anda akan sulit diubah. Sebaliknya, jika Anda menilai teman Anda baik
hati, tiba-tiba ia berbuat tak senonoh, maka sangat boleh jadi penilaian Anda
langsung berubah menjadi negatif.
Menjelaskan model
peran, konflik dan adequancy peran serta autentisitas dalam hubungan peran
teori peranan memandang hubungan interpersonal
sebagai panggung sandiwara. Setiap orang harus memainkan peranannya sesuai
dengan ”skenario” yang di buat oleh masyarakat. Peranan merupakan aspek dinamis
dari suatu status (kedudukan). Apabila kita melaksanakan hak-hak dan kewajiban
sesuai dengan status yang kita miliki dalam masyarakat, maka kita telah
menjalankan sebuah peranan dengan baik.
Asumsi teori peranan
mengatakan bahwa hubungan interpersonal akan berjalan harmonis mencapai kadar
hubungan yang baik yang ditandai adanya kebersamaan, apabila setiap invidu
bertindak sesuai dengan ekspektasi peranan, tuntutan peranan, dan terhindar
dari konflik peranan. Ekspekstasi peranan atau peranan yang diharapkan, artinya
hubungan interpersonal berjalan baik apabila masing-masing individu dapat
memainkan peranan sebagaimana yang diharapkan.
Konflik peranan
terjadi ketika individu tidak sangggup mempertemukan berbagai tututan peranan
yang kontradiktif. Misalnya, seorang ibu yang berperan pula sebagai seorang
pengemudi bentor di waktu yang bersamaan ia harus memilih mengantar
mana yang terlebih dahulu, apakah tetangganya yang minta tolong untuk
diantarkan ke rumah sakit atau harus mengemudikan bentor demi mendapat uang
harian untuk keluarganya.
Menjelaskan intimasi
dan hubungan pribadi
Sullivan (Prager,
1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang
untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi juga
adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim
daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan
dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian
pasangan dalam hubungan yang dekat (intim). Keintiman juga memberikan sumbangan
besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek
positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager &
Buhrmester dalam untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya
intimacy). Cinta interpersonal membutuhkan tiga
hal:Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman
muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang
menciptakan Intimacydan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta
yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).
Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang
menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta.
Jika Intimacy, Passion, dan Commitmentterpenuhi, maka sebuah hubungan akan
menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love).
Menjelaskan intimasi
dan pertumbuhan
Sullivan (Prager,
1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang
untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian,
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan
emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain,
keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat
sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama. Faktor-faktor
yang menumbuhkan hubungan interpersonalruang baik berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Factor kedua yang
menumbuhkan sikap percaya pada diri orang lain. Kejujuran, Factor
ketiga yang menumbuhkan sikap percaya. Sikap yang mengurangi sikap
defensive dalam komunikasi. Amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan
komunikasi interpersonal yang efektif. Teori-teori tentang efek komunikasi
yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle
theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat
perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
B.CINTA DAN PERKAWINAN
1. BAGAIMANA MEMILIH PASANGAN
Pada dasarnya memilih
pasangan hidup itu berdasarkan tiga kriteria dasar yaitu :
·
COCOK JADI ANAK DARI
ORANG TUA KITA
·
COCOK JADI AYAH /
IBU DARI ANAK-ANAK KITA KELAK
·
COCOK JADI SUAMI /
ISTRI KITA
Memiliki lebih banyak persamaan dalam bidang
ilmu pengetahuan seperti politik, keagamaan, hobi atau yang lainnya. Semakin
banyak persamaan, tentu saja semakin baik dan semakin kompak. Kesamaan visi dan
misi dapat dicapai sehingga anda berdua tahu harus menuju kemana. Selain itu
dalam suatu diskusi akan tercapai keadaan dimana anda berdua sama tinggi,
dimana satu sama lain adalah berdiskusi, tidak saling memerintahkan.
Reaksi emosi yang dimiliki pasangan adalah sama
dalam menghadapi suatu kejadian atau peristiwa seperti kegembiraan, kesedihan,
keterkejutan dan simpatik. Hal ini akan membuat anda berdua tidak memiliki
ketimpangan emosi. Akan sangat lucu sekali ketika anda bersedih karena sesuatu
sedangkan pasangan anda justru tertawa karena menganggapnya lucu. Jika hanya
terjadi sesekali itu tidak masalah, namun jika sering dan terus terjadi maka
bisa menimbulkan salah paham dan pertikaian.
Memiliki pemahaman yang sama mengenai hubungan
seperti keakraban, kebebasan, kebergantungan, pemberian dan pengorbanan.
Pemahaman tentang hubungan yang sama ini dapat menggiring anda dan pasangan
untuk saling mengerti, ada di tahap mana anda berdua sedang berada. Ini tentu
saja untuk menunjukkan betapa serius anda atau si dia menjalin hubungan.
Selalu memupuk sifat yang disukai dalam diri dan
memamerkannya pada pasangan. Pasangan yang baik akan selalu memperbaiki diri
untuk membuat pasangannya lebih baik dan lebih nyaman.
Mereka yang mengasihi pasangan bukan karena
tampang, harta dan keturunan. Namun pasangan yang mencintai anda dengan tulus
karena anda. Begitu pula dengan anda, haruslah mencintai pasangan karena dia,
bukan hal yang lainnya.
Cari pasangan yang sealu membantu anda dalam
mengukuhkan imej diri anda dan mendukung semangat dan menyakinkan diri anda,
begitu pula sebaliknya.
Pasangan yang suka memuji dan memotivasi pasangannya
dengan ikhlas dan tidak suka berbohong. Kejujuran adalah salah satu kunci besar
dari hubungan yang harmonis dan menyenangkan. Kejujuran pula akan membuat hidup
anda berdua menjadi lebih nyaman.
10
TIPS CARA UNTUK MEMILIH PASANGAN
1.
Visualisasikan hubungan ideal
Bermimpilah hal-hal yang sangat Anda inginkan, lalu
visualisasikanlah di dalam mata batin Anda.
Pusatkan pikiran dengan memejamkan mata 5-10 menit, lalu rasakan kedamaian yang mendalam dari bayangan hubungan percintaan yang Anda impikan.
Pusatkan pikiran dengan memejamkan mata 5-10 menit, lalu rasakan kedamaian yang mendalam dari bayangan hubungan percintaan yang Anda impikan.
2.
Tuliskan keinginan
Segera tuliskan apa yang Anda lihat dalam pikiran
seolah-olah hal tersebut terjadi saat ini, atau sudah terjadi. Ini adalah cara
terkuat yang dapat menentukan tindakan yang akan diambil untuk merealisasikan
keinginan Anda.
3.
Tuliskan tipe pria idaman
Pada baris pertama selembar kertas tulislah kata ‘saya’,
lalu tulis tipe orang yang Anda inginkan jadi pasangan secara rinci. Jadilah
aktif dan jelas dengan deskripsi Anda.
Contoh: Aku menikmati hubungan cinta dengan seorang pria yang baik hati, lembut, dan penuh kasih. Atau, aku cinta menghabiskan waktu dengan seorang pria yang suka bersenang-senang, dan juga suka memasak bersama di rumah.
Contoh: Aku menikmati hubungan cinta dengan seorang pria yang baik hati, lembut, dan penuh kasih. Atau, aku cinta menghabiskan waktu dengan seorang pria yang suka bersenang-senang, dan juga suka memasak bersama di rumah.
4.
Tuliskan semua keinginan dalam percintaan
Lanjutkan kalimat tersebut sampai Anda merasa semua yang
Anda inginkan dalam hubungan percintaan. Biarkan mengalir tapi jangan terlalu
memilih. Ingatlah bahwa Anda ingin mencari pasangan sejati adalah ide
konseptual yang mungkin tidak ada.
5.
Tegaskan secara positif
Pastikan setiap kalimat Anda utarakan dengan menggunakan
kalimat positif. Tahan diri Anda untuk menggunakan deskripsi negatif seperti
kata ‘tidak’. Ketika kita menjelaskan secara negatif, secara tidak sadar kita
telah membiarkan pikiran negatif merasuki jiwa.
Contoh: “Saya tidak ingin berkelahi dengan orang yang saya cintai,” Anda bisa menggantinya dengan kalimat, “saya berkomunikasi dengan orang yang saya cintai dengan kedewasaan, keterbukaan, dan kesenangan.
Contoh: “Saya tidak ingin berkelahi dengan orang yang saya cintai,” Anda bisa menggantinya dengan kalimat, “saya berkomunikasi dengan orang yang saya cintai dengan kedewasaan, keterbukaan, dan kesenangan.
6.
Ketahui apa yang tidak dapat Anda toleransi.
Gunakan pengalaman masa lalu Anda untuk menjelaskan apa
yang tidak ingin Anda hadapi di hubungan selanjutnya.
Contohnya, jika Anda tidak ingin memiliki hubungan dengan pria yang jauh dari Anda atau pria yang sudah memiliki anak, masukan adegan tersebut pada sesuatu yang tidak dapat Anda tolerir. Pastikan selalu menggunakan sudut pandang positif seperti seseorang yang berada di area yang sama, atau seseorang yang masih single.
Contohnya, jika Anda tidak ingin memiliki hubungan dengan pria yang jauh dari Anda atau pria yang sudah memiliki anak, masukan adegan tersebut pada sesuatu yang tidak dapat Anda tolerir. Pastikan selalu menggunakan sudut pandang positif seperti seseorang yang berada di area yang sama, atau seseorang yang masih single.
7.
Sadari nilai-nilai Anda
Ketahuilah apa saja nilai kehidupan yang paling penting
bagi Anda? Pastikan mereka termasuk dalam daftar Anda, dan tetapkan hal
tersebut sebagai nilai yang juga harus dipercaya pria idaman Anda. Sebuah
hubungan yang sukses harus dalam perjanjian atau paling tidak menghormati
nilai-nilai masing-masing.
8.
Periksa kembali daftar
Periksa kembali tulisan Anda untuk melihat apakah Anda
melupakan sesuatu yang penting bagi Anda. Pastikan tulisan ini merupakan
gambaran mimpi yang lebih besar dibandingkan terjebak dalam rincian yang
terlalu jelas.
Contohnya, jika Anda membuat tulisan seperti, “Dia harus berpendapatan lebih dari 1 miliar per tahun,” sebaiknya gunakan kalimat, “Dia dapat membuat hidup saya dan keluarga dalam keadaan yang baik.”
Contohnya, jika Anda membuat tulisan seperti, “Dia harus berpendapatan lebih dari 1 miliar per tahun,” sebaiknya gunakan kalimat, “Dia dapat membuat hidup saya dan keluarga dalam keadaan yang baik.”
9.
Bacalah tulisan tiap hari
Baca dengan suara yang lantang selama satu minggu untuk
menanamkannya ke dalam alam bawah sadar Anda. Tempatkan tulisan tersebut di
tempat yang mudah terlihat sehingga Anda mudah untuk mengingat apa yang ada di
dalamnya.
10.
Selalu terbuka
Siapkan diri menyambut hubungan baru Anda untuk
mendapatkan kejutan-kejutan dan tidak persis sama dengan apa yang Anda
tuliskan. Namun, jika Anda bertemu dengan seseorang tidak sesuai dengan
nilai-nilai yang Anda inginkan, jangan berani berkompromi.
2. SELUK BELUK HUBUNGAN DAN PERKAWINAN
Azas Perkawinan
Menurut UU No.1 Tahun 1974
Tujuan Perkawinan adalah membentuk Keluarga yang bahagia
dan kekal sedangkan Suatu perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut
hukum masing – masing Agama dan Kepercayaannya,
perkawinan harus dicatat menurut peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Dan Azas Monogami adalah suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai
seorang isteri, seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami. Seorang
suami dapat beristeri lebih dari satu apabila diizinkan Pengadilan dengan persyaratan :
1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya.
2. Isteri cacat badan atau penyakit yang tidak dapat sembuh
3. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
4. Calon Suami isteri harus telah matang Jiwa dan Raganya untuk melangsungkan perkawinan agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir dengan perceraian.
5. UU ini mempersempit terjadinya perceraian kecuali harus ada alasan – alasan tertentu serta harus dilakukan didepan sidang Pengadilan.
6. Hak dan Kedudukan Isteri adalah seimbang dengan Hak dan Kewajiban Suami baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam pergaulan Masyarakat.
Larangan Perkawinan Menurut Hukum Islam ( Asas Selektivitas )
1.Perkawinan Karena Perbedaan Agama
2.Perkawinan Karena Hubungan darah yang masih terlampau dekat
3.Perkawinan karena Hubungan Susunan
4.Perkawinan karena Hubungan Semenda
5.Perkawinan Poliandri
6.Perkawinan terhadap Wanita yang di Li’an
7.Perkawinan terhadap Wanita / Pria Pezina
8.Perkawinan terhadap Istri yang ditalak tiga
9.Perkawinan Pria yang telah beristri empat.
10. Perkawinan Pria/wanita pada waktu Ihram Haji/Umrah
Rukun dan syarat nikah
Rukun Nikah
1.Calon mempelai pria dan wanita
2. Wali dari calon mempelai Wanita
3. Dua orang saksi ( Laki – laki )
4. Ijab
5. Kabul
Syarat Nikah
Calon Pengantin Pria
1. Beragama Islam
2. Jelas Pria ( bukan banci )
3. Tidak dipaksa
4. Tidak beristri empat orang
5. Bukan mahran calon istri
6. Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri
7. Mengetahui calon istri tidak haram dinikahinya
8. Tidak sedang dalam Ihram Haji atau Umrah
Calon Pengantin wanita
1. Beragama Islam
2. Terang Wanita
3. Telah memberi izin kepada walinya untuk menikahkannya
4. Tidak bersuami dan tidak dalam Iddah
5. Bukan mahram calon Suami
6. Belum pernah di Li’an
7. Terang Orangnya
8. Tidak sedang dalam Ihram Haji atau Umrah
Syarat Wali
1. Beragama Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Tidak dipaksa
5. Terang Lelaki
6. Adil ( bukan fasik )
7. Tidak sedang Ihram Haji atau Umrah
8. Tidak rusak pikirannya
9. Tidak dicabut Haknya oleh Pemerintah
Syarat Saksi
1. Beragama Islam
2. Laki – laki
3. Baligh
4. Berakal
5. Adil
6. Mendengar ( tidak tuli )
7. Melihat ( tidak buta )
8. Bisa bicara ( tidak bisu )
9. Tidak pelupa
10. Menjaga Harga Diri
11. Mengerti maksud Ijab dan Kabul
12. Tidak merangkap menjadi Wali
Prinsip Pergaulan Suami Istri :
Suami Sebagai Kepala Keluarga dan Istri Sebagai Ibu Rumah Tangga
Pergaulan yang Makruf serta saling menjaga rahasia masing – masing
Pergaulan yang Sakinah
Pergaulan yang Mawaddah ( rasa cinta ) terutama di masa Muda
Pergaulan yang Rahmah (rasa santun ) terutama di masa Tua
Kedudukan Suami
1. Suami adalah Kepala Keluarga dan Istri Ibu Rumah Tangga
2. Hak dan Kedudukan Istri adalah seimbang dengan Hak dan Kewajiban Suami dalam kehidupan Rumah Tangga dan Masyarakat
3. Masing – masing pihak berhak melakukan perbuatan Hukum
Kewajiban Suami
Suami adalah Pembimbing terhadap Istri dan Rumah Tangganya.
Suami wajib melindungi Istrinya dan memberikan keperluan hidup sesuai kemampuannya.
Suami wajib memberi pendidikan Agama dan Ilmu lain kepada Istrinya.
Sesuai kemampuannya suami menanggung :
1. Nafkah, Kiswah, Tempat Kediaman.
2. Biaya Rumah Tangga, Perawatan dan Pengobatan bagi Istri dan Anak.
3. Biaya Pendidikan bagi anak.
Kewajiban Istri
Berbakti lahir dan batin kepada Suami dalam batas yang dibenarkan oleh Islam.
istri mengatur Keperluan Rumah Tangga dengan sebaik – baiknya.
Menjaga Kehormatan Diri dan Rumah Tangga
Menjadi Pendamping Suami yang Setia
Tentang Pemeliharaan Anak
Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak memiliki cacat fisik atau mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan, Orang Tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan
Hukum di dalam dan di luar Pengadilan.
Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang tuanya tidak mampu.
ETIKA DALAM PERKAWINAN
Bersikap Lemah Lembut kepada Istri, lemah Lembut dalam Bersenggama, melakukan sholat sunat sebelum bersenggama disunatkan suami meletakkan tangannya di atas kepala Istrinya. Membaca Do’a sebelum bersenggama, memilih waktu yang baik untuk bersenggama, dianjurkan berwudlu’ ketika ingin mengulangi senggama.
Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
1. Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya.
2. Isteri cacat badan atau penyakit yang tidak dapat sembuh
3. Isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
4. Calon Suami isteri harus telah matang Jiwa dan Raganya untuk melangsungkan perkawinan agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir dengan perceraian.
5. UU ini mempersempit terjadinya perceraian kecuali harus ada alasan – alasan tertentu serta harus dilakukan didepan sidang Pengadilan.
6. Hak dan Kedudukan Isteri adalah seimbang dengan Hak dan Kewajiban Suami baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam pergaulan Masyarakat.
Larangan Perkawinan Menurut Hukum Islam ( Asas Selektivitas )
1.Perkawinan Karena Perbedaan Agama
2.Perkawinan Karena Hubungan darah yang masih terlampau dekat
3.Perkawinan karena Hubungan Susunan
4.Perkawinan karena Hubungan Semenda
5.Perkawinan Poliandri
6.Perkawinan terhadap Wanita yang di Li’an
7.Perkawinan terhadap Wanita / Pria Pezina
8.Perkawinan terhadap Istri yang ditalak tiga
9.Perkawinan Pria yang telah beristri empat.
10. Perkawinan Pria/wanita pada waktu Ihram Haji/Umrah
Rukun dan syarat nikah
Rukun Nikah
1.Calon mempelai pria dan wanita
2. Wali dari calon mempelai Wanita
3. Dua orang saksi ( Laki – laki )
4. Ijab
5. Kabul
Syarat Nikah
Calon Pengantin Pria
1. Beragama Islam
2. Jelas Pria ( bukan banci )
3. Tidak dipaksa
4. Tidak beristri empat orang
5. Bukan mahran calon istri
6. Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri
7. Mengetahui calon istri tidak haram dinikahinya
8. Tidak sedang dalam Ihram Haji atau Umrah
Calon Pengantin wanita
1. Beragama Islam
2. Terang Wanita
3. Telah memberi izin kepada walinya untuk menikahkannya
4. Tidak bersuami dan tidak dalam Iddah
5. Bukan mahram calon Suami
6. Belum pernah di Li’an
7. Terang Orangnya
8. Tidak sedang dalam Ihram Haji atau Umrah
Syarat Wali
1. Beragama Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Tidak dipaksa
5. Terang Lelaki
6. Adil ( bukan fasik )
7. Tidak sedang Ihram Haji atau Umrah
8. Tidak rusak pikirannya
9. Tidak dicabut Haknya oleh Pemerintah
Syarat Saksi
1. Beragama Islam
2. Laki – laki
3. Baligh
4. Berakal
5. Adil
6. Mendengar ( tidak tuli )
7. Melihat ( tidak buta )
8. Bisa bicara ( tidak bisu )
9. Tidak pelupa
10. Menjaga Harga Diri
11. Mengerti maksud Ijab dan Kabul
12. Tidak merangkap menjadi Wali
Prinsip Pergaulan Suami Istri :
Suami Sebagai Kepala Keluarga dan Istri Sebagai Ibu Rumah Tangga
Pergaulan yang Makruf serta saling menjaga rahasia masing – masing
Pergaulan yang Sakinah
Pergaulan yang Mawaddah ( rasa cinta ) terutama di masa Muda
Pergaulan yang Rahmah (rasa santun ) terutama di masa Tua
Kedudukan Suami
1. Suami adalah Kepala Keluarga dan Istri Ibu Rumah Tangga
2. Hak dan Kedudukan Istri adalah seimbang dengan Hak dan Kewajiban Suami dalam kehidupan Rumah Tangga dan Masyarakat
3. Masing – masing pihak berhak melakukan perbuatan Hukum
Kewajiban Suami
Suami adalah Pembimbing terhadap Istri dan Rumah Tangganya.
Suami wajib melindungi Istrinya dan memberikan keperluan hidup sesuai kemampuannya.
Suami wajib memberi pendidikan Agama dan Ilmu lain kepada Istrinya.
Sesuai kemampuannya suami menanggung :
1. Nafkah, Kiswah, Tempat Kediaman.
2. Biaya Rumah Tangga, Perawatan dan Pengobatan bagi Istri dan Anak.
3. Biaya Pendidikan bagi anak.
Kewajiban Istri
Berbakti lahir dan batin kepada Suami dalam batas yang dibenarkan oleh Islam.
istri mengatur Keperluan Rumah Tangga dengan sebaik – baiknya.
Menjaga Kehormatan Diri dan Rumah Tangga
Menjadi Pendamping Suami yang Setia
Tentang Pemeliharaan Anak
Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak memiliki cacat fisik atau mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan, Orang Tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan
Hukum di dalam dan di luar Pengadilan.
Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang mampu menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang tuanya tidak mampu.
ETIKA DALAM PERKAWINAN
Bersikap Lemah Lembut kepada Istri, lemah Lembut dalam Bersenggama, melakukan sholat sunat sebelum bersenggama disunatkan suami meletakkan tangannya di atas kepala Istrinya. Membaca Do’a sebelum bersenggama, memilih waktu yang baik untuk bersenggama, dianjurkan berwudlu’ ketika ingin mengulangi senggama.
Masalah diseputar perkawinan atau kehidupan berkeluarga antara lain:
· Kesulitan
ekonomi keluarga yang kurang tercukupi.
· Perbedaan watak.
· Temperamen dan perbedaan kepribadian yang
sangat tajam antara suami dan istri.
· Ketidakpuasan dalam hubungan seks.
· Kejenuhan rutinitas.
· Hubungan
antara keluarga besar yang kurang baik.
· Adanya
istilah WIL (wanita idaman lain) atau PIL (pria idaman lain).
· Masalah harta warisan.
· Menurunnya
perhatian kedua belah pihak.
· Domonasi dan intervensi orang tua atau mertua.
· Kesalahpahaman
antara kedua belah pihak.
10 HARAPAN SUAMI- ISTRI
1. Suami mempunyai harapan kepada istri untuk memberikan kasih sayang dan kemanjaan, sebaliknya istri mengharapkan senantiasa membisikkan perkataan kasih sayang ditelinganya sepanjang waktu.
2. Suami berharap istri memahami prinsip, tujuan, pegangan, dan pendirian hidupnya. Sedang istri berharap kasih sayang Suami dan penghargaan atas pelayanan, dan penampilan Istri.
3. Suami berharap istri memberikan penghormatan yang dan sebaliknya istri mengharap suami memberikan sentuhan dan pelukan yang ikhlas.
4. Suami menghnarapkan istri tidak menyinggung hati dan permintaan yang berlebihan, mengharapkan Teguran yang hikmah atas kesalahan
5. Suami berharap istri percaya secara penuh kepadanya istri berharap suami menghormati, penuh perhatian,
lemah lembut dan tidak mudah emosi.
6. Suami berharap Istri dapat memahami prilakunya dan Istri, suami menjadi sahabat setia setiap waktu dan dimanapun
7. Suami mengharapkan Dukungan dan Motivasi dari sebaliknya Istri berharap suami dapat membimbing mereka agar di dunia dan akhirat.
8. Suami berharap istri senatiasa menjalankan perintah Allah SWT tanpa disuruh/ diperingatkan, Istri berharap suami dapat dan melayani keluarga istri seperti keluarganyasendiri.
9. Suami berharap istri dapat mendidik dan menyayangi anak – anak sedangkan istri mengharapkan suaminyamemahami dan melayani kehendak Istri.
10. Suami berharap istri selalu mendoakannya agar bahagia dan sejahtera di dunia dan akhirat dan begitu juga sebaliknya harapan istri.
3. PENYESUIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN DALAM PERKAWINAN
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu
dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua
pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan
berpotensi merusak hubungan.
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam
sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi
yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi
antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam
kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang
harmonis. pada dasarnya,
diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan
diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang
berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
4. PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI
Menikah Kembali
setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil.
Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam
perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang
dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin
pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat
mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan
sosial.
Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya
tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi,
semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan
kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi
pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan,
semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia.
Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau
sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal
yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan. Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang
berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih
penting untuk diusahakan bersama.
5. ALTERNATIF “MEMBUJANG” (SINGLE LIFE)
Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang
cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk
menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti
karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk
menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah
pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap
hidup melajang.
Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang,
seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat
seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas
rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai
bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan
yang baik.
Alasan yang paling
sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin
kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati
kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi,
tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan.
Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu. Kemapanan
dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa
kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi.
Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup
mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang
dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak yang mengatakan seorang masih melajang
karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang sempurna
sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur hidup. Rasanya
tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang tidak kita
cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya berakhir dengan
perceraian. Lajang pun lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat
melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk
melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang. Pelajang
biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan
teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah. Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua.
DAFTAR
PUSTAKA :
GERUNGAN,
Dipl.DR.W.A.Psych “psikologi social” jogjakarta1959 meurut (29)